7/18/2024

Doa Mohon Rumah Tangga Berkah


Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan keluarga dan rumah tangga yang dijalaninya selalu dalam kebahagiaan, ketenteraman, selalu rukun dan tidak terpisahkan. Banyak pelajaran penting yang diberikan oleh para ahli dalam mengusahakan terciptanya keluarga idaman yang demikian.   

Namun demikian, bagi seorang Muslim usaha dan cara-cara lahiriah tentunya belum cukup untuk mewujudkan cita-cita itu. Sebagaimana diketahui bahwa kebahagiaan, kedamaian, ketenteraman dan hidup saling rukun merupakan urusan hati. Dan kita ketahui bahwa hati setiap manusia ada di dalam genggaman Allah. Ia dapat dengan mudah dibolak-balikkan oleh-Nya.

Karenanya untuk mencapai semua itu mesti ada campur tangan Allah. Secara lahir usaha-usaha tertentu perlu dilakukan demi terciptanya keluarga yang penuh dengan kebahagiaan. Secara batiniah doa-doa perlu dipanjatkan kepada Allah untuk mewujudkan rumah tangga yang bahagia penuh dengan keberkahan.

Redaksi doa ini diriwayatkan Imam ath-Thabrani sebagaimana dikutip dalam kitab "al-Mushannaf' karya Abdur Razaa bin Hammam ash-Shan'ani (Beirut: al-Maktab al-lslami, 1983,juz V,h. 191)- Doa ini bagus dibaca tiap kali memasuki rumah atau berjumpa anggota keluarga.

#nahdlatululama #nuonline_id #doa #doanuonline #doayangbaikbaik #pasutri #berkah
Share:

7/17/2024

Bagian 4 : Adab Shalat Jum'at


04. Adab Shalat Jum’at

Ketahuilah bahwa Jum’at merupakan hari raya bagi orang-orang yang beriman. Ia merupakan hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat ini. Di da­lamnya ada saat-saat penting yang apabila seorang muk­min meminta kebutuhannya kepada Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan. Oleh karena itu, persiapkan­lah dirimu untuk menghadapi hari raya tersebut semen­jak hari Kamis dengan cara membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan istigfar pada Kamis petang (sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama dengan keutamaan hari Jumat. Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat. Te­tapi harus dengan hari Kamis atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan pada hari Jumat saja.

Jika subuh telah tiba, mandilah dengan niat mandi Jumat karena mandi pada hari Jumat hukumnya sunah muakkad. Kemudian berhiaslah dengan memakai pakai­an putih karena itulah pakaian yang paling dicintai Allah Swt, lalu pakailah parfum yang paling wangi yang ka­mu miliki, dan bersihkan badanmu dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan yang lainnya, kemudian segeralah bergegas menuju mesjid dan berjalanlah dengan perlahan dan tenang. Nabi Saw. ber­sabda, “Siapa yang pergi untuk salat Jumat di waktu yang pertama seakan-akan ia telah berkurban unta, si­apa yang pergi pada waktu kedua seakan-akan ia ber­kurban sapi betina, siapa yang pergi di waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban kambing kibas, siapa yang pergi di waktu ke empat seakan-akan ia berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima seakan-akan ia ber­kurban telur. Jika imam sudah keluar atau naik mim­bar, maka lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena­-pena diangkat, sementara para malaikat berkumpul di mimbar untuk mendengarkan zikir / peringatan.”


Disebutkan bahwa kedekatan manusia dalam pan­dangan Allah SWT, bergantung pada cepatnya mereka menuju salat Jumat. Kemudian, apabila engkau berada di mesjid, usahakan untuk berada di shaf yang pertama. Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan mele­wati pundak mereka dan jangan pula lewat di hadapan mereka yang sedang salat. Duduklah dekat tembok agar mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu lakukan­lah salat tahiyyatul masjid. Lebih baik lagi, kalau engkau salat sebanyak empat rakaat. Dalam setiap rakaat, sete­lah membaca surat al-Fatihah, engkau membaca surat al-­Ikhlas sebanyak lima puluh kali. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan amalan tersebut, ia tidak akan meninggal dunia sampai melihat tempat du­duknya di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan sampai engkau meninggalkan salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang berkhotbah. Disunahkan agar dalam empat rakaat itu engkau membaca surat al-­An’am, surat al-Kahfi, surat Thaha, dan surat Yasin. Jika tidak mampu, engkau bisa membaca surat Yásin, surat ad-Dukhan’ , surat Alif Lam Mim, as-Sajadah, dan surat al-Mulk. Sebaiknya engkau membaca surat tersebut pa­da malam Jumat karena di dalamnya banyak sekali ke­utamaan. Siapa yang tak bisa, perbanyaklah membaca surat al-Ikhlas.

Perbanyaklah membaca salawat atas Rasulullah SAW. khususnya pada hari tersebut. Manakala imam atau khatib sudah naik mimbar, berhentilah dari salat dan berbicara. Sibukkan dirimu dengan menjawab panggilan azan serta dengan mendengarkan khotbah dan ceramah. Sama sekali tak boleh berbicara ketika khatib sedang berkhotbah. Dalam riwayat disebutkan, “Siapa yang ber­kata kepada temannya, `Diamlah” saat imam berkhot­bah maka ia telah berbuat sia-sia. Dan siapa yang ber­buat sia-sia, maka ia tak mendapat keutamaan Jumat.” itu karena perintah diam itu sendiri berbentuk ucapan. Sebaiknya larangan diberikan dalam bentuk isyarat, bu­kan dengan kata-kata.

Lalu ikutilah perbuatan imam seperti telah disebut­kan sebelumnya. Apabila telah selesai, sebelum berbi­cara bacalah surat al-Fatihah, surat al-Ikhlas, surat al‑Falaq dan surat an-Naas, masing-masing tujuh kali. Itu akan melindungimu dari Jumat ke Jumat, juga akan menjagamu dari setan. Setelah itu, bacalah:
“Allahumma yaa ghaniyy yaa hamiid yaa Mubdii yaa mu’iid yaa rahiimi yaa waduud aghninii bihalalika ‘an haramika bi fadhlika ‘an ma’shiyatika wabifadhlika ‘amman siwaak.”

“Ya Allah wahai Zat Yang Mahakaya, Maha Terpuji, Maha Memulai, Maha Mengembalikan, Maha Penya­yang, dan Maha Pemberi. Berilah kecukupan padaku dengan yang halal bukan yang haram; dengan taat, bu­kan maksiat; dan dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.”

Setelah itu, lakukanlah salat dua rakaat atau enam rakaat yang dilakukan dengan dua-dua. Semua itu ter­dapat dalam riwayat yang berasal dari Rasulullah Saw. dalam kondisi yang berbeda-beda.

Kemudian menetaplah di mesjid sampai waktu maghrib atau asar. Hendaknya engkau selalu memperhatikan waktu yang mulia. Sebab, waktu mulia tersebut terdapat sepanjang hari itu, tapi tidak ditentukan secara pasti. Mudah-mudahan engkau memperolehnya ketika sedang berada dalam kondisi yang khusyuk dan tunduk kepa­da Allah SWT. Selama di mesjid, jangan engkau mende­kati majelis cerita dan kisah. Tapi, hendaknya engkau menghampiri majelis yang berisi ilmu yang bermanfaat. Majelis itulah yang bisa membuatmu lebih takut kepada Allah dan membuatmu kurang cinta pada dunia. Jika suatu ilmu tak mampu mengajakmu untuk meninggal­kan dunia menuju akhirat, maka lebih baik tak usah mengetahui ilmu tersebut. Berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tak bermanfaat.

Perbanyaklah berdoa ketika matahari terbit, tergelin­cir, dan terbenam, ketika khatib naik mimbar, dan ke­tika orang-orang berdiri untuk menunaikan salat, karena kemungkinan besar itulah waktu-waktu yang mulia.

Berusahalah untuk bersedekah semampumu pada hari tersebut walaupun sedikit. Dengan demikian, eng­kau telah mengumpulkan antara salat, puasa, sedekah, membaca Alquran, zikir, dan iktikaf. Jadikan hari ter­sebut sebagai waktu yang khusus kau peruntukkan bagi akhiratmu ; barangkali is menjadi penebus dosa bagi hari-hari lainnya dalam seminggu.


------
Dikutip dari : Kitab Bidayatul Hidayah
Karya : Imam Al-Ghazali

Oleh : Murdiyanto
Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Masa Khidmah : 2018-2025 (4 Periode)
Share:

7/13/2024

Bagian 3 : Adab Menjadi Imam


Seorang imam hendaknya meringankan salat. Anas bin Malik r.a. berkata, “Aku tidak melakukan salat di belakang seorang pun yang lebih ringan dan lebih sem­purna salatnya dari pada salat Rasulullah Saw.”


Seorang imam hendaknya tidak bertakbir sebelum muazin membacakan iqamah dan sebelum shaf salat lu­rus sempurna. Ia harus meninggikan suara ketika ber­takbir, sementara makmum tidak meninggikan suara kecuali sebatas yang bisa ia dengar sendiri. Imam harus berniat menjadi imam guna memperoleh keutamaan. Ji­ka sang imam tak berniat, salat para jamaah tetap sah apabila mereka telah berniat mengikutinya. Mereka ju­ga memperoleh pahala bermakmum. Imam tidak boleh menyaringkan bacaan iftitah dan ta’awudz sebagaimana dalam salat sendirian. Tapi ia menyaringkan bacaan al­-Fatihah dan surat sesudahnya dalam salat-salat subuh, serta dalam dua rakaat pertama magrib dan isya. Dalam salat jahar (yang dibaca secara keras), makmum menya­ringkan ucapan amin dengan bersama-sama imam, bu­kan sesudah imam. Lalu, imam diam sejenak setelah membaca surat al-Fatihah. Di saat itulah makmum membaca surat al-Fatihah agar sesudahnya ia bisa men­dengarkan bacaan imam. Pada salat jahar, makmum ti­dak membaca surat kecuali jika ia tidak mendengar su­ara imam. Hendaknya seorang imam tidak membaca tasbih dalam rukuk dan sujud lebih dari tiga kali dan juga tidak memberikan tambahan dalam tasyahud awal setelah membaca salawat kepada Nabi. Pada dua rakaat terakhir, imam cukup membaca surat al-Fatihah, tidak usah menambah-nambahnya lagi. Juga ketika tasyahud akhir imam cukup membaca tasyahud dan salawat ke­pada Rasulullah Saw. Ketika bersalam, imam hendaknya berniat memberikan salam kepada semua jamaah se­dangkan jamaah atau makmum dengan salamnya berniat menjawab salam imam. Setelah itu imam berdiam se­bentar dan menghadap kepada para jamaah. Jika yang ada di belakangnya adalah para wanita, maka ia tidak usah menoleh sampai mereka bubar. Hendaknya mak­mum tidak berdiri sampai imam berdiri, lalu imam per­gi entah ke arah kanan atau tapi lebih baik ke arah kanan.


Imam tidak boleh berdoa untuk dirinya sendiri da­lam membaca qunut subuh tapi hendaknya ia meng­ucapkan Allahumma ihdina (Ya Allah, tunjukkan kami) dengan suara nyaring, sedangkan para makmum mengamininya tanpa mengangkat tangan mereka ka­rena hal itu tak terdapat dalam riwayat. Selebihnya makmum membaca sendiri sisa dari doa qunut tersebut, yakni dimulai dari Innaka la yaqdhi wa la yuqdha ‘alaika. Makmum tidak boleh berdiri sendirian secara terpisah, Ia harus masuk ke dalam barisan atau menarik orang lain untuk membuat barisan dengannya. Makmum tak boleh berdiri di depan iman, mendahului, atau bergerak secara bersamaan dengan gerakan imam. Tapi, Ia harus melakukannya sesudah imam. Ia tak boleh ru­kuk kecuali setelah imam sempurna dalam posisi rukuk. Begitu pun, ia tak boleh sujud selama dahi imam belum sampai di tanah.


------
Dikutip dari : Kitab Bidayatul Hidayah
Karya : Imam Al-Ghazali

Oleh : Murdiyanto
Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Masa Khidmah : 2018-2025 (4 Periode)
Share:

Open Recrutmen Calon Peserta Diklatsar Banser dan Denwanser Satkoryon Watulimo Tahun 2024



Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan perannya sebagai kader penggerak, pengemban dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan baik yang dilakukan GP Ansor maupun oleh Nahdlatul Ulama.

Jati diri sebagai sosok personil yang memiliki kualifikasi khusus harus dapat ditunjukkan dalam setiap gerak dan langkahnya dalam melaksanakan fungsi dan perannya dengan dedikasi yang tinggi, memiliki pola pikir realistis dan matang, mampu menfasilitasi terwujudnya cita-cita GP Ansor dan kemaslahatan bagi masyarakat, Nusa dan Bangsa.
Untuk mewujudkan kualifikasi dan kompetensi Kader/Anggota, Satkoryon Banser dan Denwanser PAC GP. Ansor Watulimo Kabupaten Trenggalek akan melaksanakan Kaderisasi dalam bentuk Pendidikan dan Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) yang akan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
---------------------------------
Pelaksanaan
  • Hari : Jum'at s.d. Ahad
  • Tanggal : 9 - 11 Agustus 2024
  • Waktu : Pukul 07.30 WIB - selesai
  • Tempat : Balai Desa Ngembel, Kec. Watulimo, Kab. Trenggalek

Persyaratan Peserta :
  1. Berusia minimal 20 tahun dan maksimal 60 tahun dalam kondisi sehat jasmani & rohani
  2. Beragama Islam berfaham Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah
  3. Mengisi Formulir Pendaftaran baik Online maupun Offline
  4. Kontribusi Peserta Rp. 125.000 (internal PAC Watulimo) dan Rp. 150.000 (eksternal PAC Watulimo)
  5. Menyerahkan Foto Copy KTP / Kartu Keluarga (KK) 2 lembar
  6. Menyerahkan Foto ukuran 3 x 4 cm begron merah 2 lembar
  7. Menyerahkan Surat Rekomendasi dari Pimpinan Ranting (untuk internal PAC Watulimo) dan Rekom PAC/PC (untuk eksternal)
  8. Mengisi Surat Pernyataan Kesediaan mengikuti Diklat mulai dari awal hingga selesainya pelatihan.
  9. Bagi yang berusia dibawah 20 tahun harus melampirkan Surat Ijin dari Orang Tua/Wali
  10. Pendaftaran ditutup sewaktu-waktu jika Kuota Peserta sudah terpenuhi;
  11. Kuota Peserta Diklatsar maksimal 50 Peserta
  12. Semua calon Peserta Wajib daftar online dengan mengklik : 

  13. Semua Berkas Pendaftaran dibawa dan disetorkan pada waktu Registrasi Ulang dan Screening Peserta
  14. Screening Calon Peserta Diklatsar dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2024 (hari Ahad) mulai Pukul 08.00 WIB - 12.00 WIB di Balai Desa Ngembel, Kec. Watulimo - Trenggalek.
---------
Perlengkapan Peserta :
  1. Membawa peralatan sholat dan baju ganti seperlunya;
  2. Membawa celana training & sepatu olah raga warna gelap
  3. Membawa peralatan mandi seperlunya
  4. Membawa obat-obatan Pribadi
---------
Fasilitas Untuk Peserta :
  1. Materi & ilmu yg bermanfaat
  2. Pelatihan KIT (ATK, Blocknote, dll)
  3. Kaos Diklatsar
  4. Sertifikat (bagi yang lulus)
  5. Konsumsi selama pelatihan
  6. Asrama selama pelatihan
  7. Sahabat dan kenalan baru
---------
Informasi Pendaftaran :
Sahabat Murjianto (Kasatkoryon Banser Watulimo)

Sahabat Mustakim (Ketua PR GP. Ansor Ngembel)

Sahabat Agus Salim (Bendahara PAC)

Sahabat Heri Kiswanto (Kasetma Banser)
------------
Formulir Pendaftaran dan Contoh Rekom dapat diunduh di :





Share:

Untuk Memantapkan Sinergi dan Konsolidasi Organisasi, PAC GP Ansor Watulimo adakan Turba Ke Ranting Ngembel

Jum’at (12/07) Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Watulimo melaksanakan Turba dan Konsolidasi Organisasi ke Ranting Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.

Turba tersebut dilakukan untuk membangun konsolidasi dan sinergitas Pimpinan Anak Cabang (PAC) dengan Pimpinan Ranting sekaligus Sosialisasi Program Kerja Organisasi agar dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh anggotanya.

Tak kalah penting, pada kegiatan Turba juga dilakukan sosialisasi Pendidikan dan Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) Banser dan Denwanser yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 2-4 Agustus 2024 di Balai Desa Ngembel Kec. Watulimo Kab. Trenggalek.

Turba PAC tersebut bertempat di Masjid Al-Hidayah Dusun Nunggangan yang merupakan Masjid binaan Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Ranting Ngembel, bapak Kyai Mukarom yang juga sebagai Markas Komando / Sekretariat Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Ngembel.

Murdiyanto, Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Watulimo menuturkan bahwa seluruh ranting se Kecamatan Watulimo akan dilakukan pemantauan secara bertahap. Hal ini dilakukan utuk membangun konsolidasi dan sinergitas Pimpinan Anak Cabang (PAC) dengan Ranting sekaligus Sosialisasi Program Organisasi dan Administrasi.

Selain itu, Pimpinan Anak Cabang (PAC) ingin tahu kondisi riil Pimpinan Ranting (PR), sehingga semua kendala yang terjadi di tingkat ranting, bisa dievaluasi serta dicarikan solusinya.

“Kami di Pimpinan Anak Cabang (PAC) tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Maka dari Itu, Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Ranting perlu didorong kegiatannya jika tidak ada kendala. Kalau ada kendala, kita cari bersama-sama solusinya,” terang Murdiyanto

Evaluasi program di Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan ranting juga menjadi bahasan dalam Turba. Dengan evaluasi akan diketahui sejauh mana program yang sudah dilakukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan ranting. Turba juga menjadi media silaturrahim antar kader, sehingga semua kader mulai tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan ranting, bisa saling kenal dan menjalin keakraban.

“Ansor harus terus belajar untuk menjadi kader yang militan dan penuh tanggungjawab”, tambahnya

Hadir pada kegiatan turba PAC antara lain Pengurus Harian PAC, Jajaran Satkoryon Banser, Satsus Banser, Pemerintah Desa Ngembel, Pengurus NU Ranting Ngembel, Takmir Masjid dan Mushola se-Desa Ngembel, Pimpinan Ranting GP. Ansor – Banser Desa Ngembel dan segenap Jamaah Masjid Al-Hidayah Desa Ngembel Kec. Watulimo Kab. Trenggalek (MY)

.

#turba2024watulimo #diklatsar2024watulimo #soliditasansortrenggalek #ansortrenggalek #ansortrenggalekonline #bsatrenggalek #bansertrenggalek #ansortrenggalekjaya #madrasahcybertrenggalek #badansiberansortrenggalek #ansor #banser #nahdlatululama #indonesia

Share:

7/10/2024

PAC GP. Ansor Watulimo Gelar Rapat Koordinasi Bersama Pimpinan Ranting Pasca RAKERANCAB II


Sebuah upaya untuk selalu meningkatkan kualitas dan kapasitas dalam pengelolaan organisasi yang baik dan benar, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Watulimo menggelar Rapat Koordinasi bersama Pimpinan Ranting GP. Ansor se-Kec. Watulimo di Aula MI Plus Gemaharjo II, Desa Gemaharjo Kec. Watulimo Kab. Trenggalek – Rabu, 10 Juli 2024


Agenda dalam RAKOR tersebut adalah; (1). Laporan dan Evaluasi Pelaksanaan E-Akreditasi Organisasi; (2). Sosialisasi Program Kerja Tahun Ke-2 PAC GP. Ansor Watulimo, (3). Pembentukan Panitia Diklatsar Banser, PKD Ansor dan Panitia PHBN HUT RI Tahun 2024
.
Rapat koordinasi tersebut dengan tujuan untuk konsolidasi para pengurus dan evaluasi program kerja organisasi di tahun ke-2 untuk masa Khidmah 2023-2025 saat ini. Selain itu juga sebagai Upaya sosialisasi program kerja yang akan dijalankan selama 1 (satu) tahun kedepan pasca RAKERANCAB II yang dilaksanakan di MI Watuagung Kecamatan Watulimo pada Minggu kemarin.


Hadir pada Rapat Koordinasi tersebut antara lain; Pengurus Harian PAC, Jajaran Satkoryon Banser, Pimpinan Ranting GP. Ansor, Pengurus Satkorkel Banser se-Kecamatan Watulimo dan tidak ketinggalan pula hadir dari Pengurus Ansor Cyber Troops Academy (ACTA) PAC GP. Ansor Watulimo. (MY)
.

#rakoranwalin #rapatkordinasiansor #soliditasansorwatulimo #ansorwatulimo #banserwatulimo #denwanserwatulimo #rijalulansorwatulimo #actawatulimo #ansortrenggalek #bsatrenggalek #bansertrenggalek #ansortrenggalekjaya #madrasahcybertrenggalek #badansiberansortrenggalek #ansor #banser #nahdlatululama #indonesia
Share:

Optimalkan Pemanfaatan Teknologi, PAC GP. Ansor Watulimo adakan MKD Ke-2


Watuagung
– Rabu (10/07) Sebagai langkah tindak lanjut dari Pelatihan – Madrasah Administrasi dan Digitalisasi #PART_1, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Watulimo menggelar Pelatihan yang ke-2 (Part 2) dengan Nama Madrasah Kader Digital (MKD). Kali ini pelatihan tersebut dilaksanakan di MI Watuagung Kec. Watulimo Kab. Trenggalek.
.
Pelatihan yang mengambil tema "Digital Literacy for Improving Human Resources" tersebut diikuti oleh delegasi dari Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor dan delegasi Guru Ma'arif NU yang ada di wilayah Kec. Watulimo sejumlah 15 orang.


Jumlah peserta pelatihan tersebut memang dibatasi sebanyak 15 orang dengan tujuan untuk  memaksimalkan hasil (output), sehingga para peserta dapat mengaplikasikan materi yang disampaikan oleh Narasumber dengan maksimal dan dapat diterapkan dalam berorganisasi dan dunia Pendidikan yang digelutinya.
.
Materi Pelatihan Kader Digital tersebut meliputi; (1). Aplikasi GOOGLE FORM (2). Program AUTOCRAT (3). Pembuatan Media Presentasi dan (4). Aplikasi CLASSROOM dengan Pemateri sahabat Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo – Kab. Trenggalek).


Output dari pelatihan tersebut diharapkan para peserta (lulusan) dapat mengoperasikan dan memanfaatkan Google Form, Program Autocrat, Aplikasi Media Presentasi dan Aplikasi Classroom dalam dunia organisasi dan dunia Pendidikan sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan dapat diselesaikan dengan mudah, efisien dan efektif dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini. (MY)


Materi Pelatihan #PART_2 dapat diunduh :




Share:

Bagian 2 : Adab Shalat


02. Adab Shalat

Apabila engkau telah selesai membersihkan kotoran dan najis yang terdapat di badan, pakaian, dan tempat salat, juga engkau telah menutup aurat dari pusar sam­pai dengkul, maka berdirilah menghadap ke arah kiblat dengan kaki yang lurus tapi tidak dirapatkan sedang­kan engkau berada dalam posisi tegak. Lalu bacalah surat an-Naas guna berlindung dari setan yang terku­tuk. Hadirkan hatimu ketika itu. Buanglah segala bisik­an dan rasa was-was. Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat sekarang. Hendak­nya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan de­ngan hati yang lalai dan dada yang penuh dengan bi­sikan dunia beserta kebejatan syahwat. Sadarlah bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di da­lam dirimu dan melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu.

Sembahlah Allah dalam salatmu seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya, sesung­guhnya Dia melihatmu. Jika hatimu tidak hadir dan ang­gota badanmu tidak bisa tenang maka hal itu disebab­kan engkau tidak betul-betul mengenal keagungan-Nya. Bayangkan jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu ketika engkau salat. Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan anggota badanmu akan te­nang. Lalu, tanyakan pada dirimu, “Wahai jiwa yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tu­anmu?” Apabila engkau mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang hamba yang hina, yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya pada­mu, sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada keagungan-Nya, apakah Allah SWT. lebih rendah dibandingkan hamba-Nya itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi dirimu itu!


Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya. Adapun salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia butuh pada istigfar dan perenungan.

Manakala hatimu sudah hadir, jangan lupa meng­ucapkan ikamah kalau engkau salat sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya jamaah yang lain hendak­nya engkau melakukan azan lalu ikamah. Apabila eng­kau sudah mengucapkan ikamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu, “Aku laksanakan salat lohor karena Allah Swt.” Usahakan niat tersebut hadir dalam hatimu ketika engkau bertakbir. Jangan sampai niatmu tak kau sadari sebelum takbir selesai. Angkatlah tanganmu saat bertakbir ke arah pipi dan pundakmu dengan jari-jari yang tidak dihimpitkan. Jangan terlalu menempel atau­pun menjauh. Yang penting ibu jarimu berada di hadapan kedua cuping telingamu, ujung-ujung jarimu berada di atas kuping, serta telapak tangan di atas pundak. Jika kedua telapak tanganmu sudah berada pada posisi ter­wbut bertakbirlah lalu turunkan kembali dengan perla­han. Saat diangkat atau diturunkan, jangan kau hentak­kan tanganmu ke depart secara keras dan jangan pula diangkat sampai ke belakang. Selain itu, jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika diturunkan, mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada. Iangan kanan berada di atas yang kiri. Renggangkan lari-jari kananmu di lengan tangan yang kiri. Genggam di atas siku. Setelah bertakbir bacalah:

Allahu akbar kabiiran walhamduilllah katsiiran wa subhanalla bukrattan wa ashiilla, inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawati wal ardha haniifan musliman wa ma ana minal musyrikin. Inni shalatii wa nusukii wa mahyaya wamamatii lillahi rabbil ‘alamiin laa syarikallahuwa bi dzalika umirtu wa ana minal muslimiin.
“Allah Mahabesar dengan segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Mahasuci Allah pada tiap pagi dan sore. Aku hadapkan wajahku pada Tuhan yang mencipta langit dan bumi dengan lu­rus dan aku bukan dari golongan yang musyrik. Se­sungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintah dan aku ter­masuk dari golongan Islam (menyerah dan patuh).”

Setelah itu, bacalah al-Fatihah dengan tekanan yang kuat. Usahakan untuk membedakan antara huruf dhad dan zha’ dalam bacaan salatmu. Lalu ucapkan amin se­cara terpisah dengan kata walaad-dhaliin.

Nyaringkan bacaanmu pada salat subuh, magrib, dan isya. Maksudnya, pada dua rakaat yang pertama, ke­cuali jika engkau menjadi makmum. Jika menjadi mak­mum, nyaringkan bacaanamin. Lantas, dalam salat subuh, bacalah salah satu surat yang panjang setelah bacaan surat al-Fatihah. Sementara pada waktu magrib, cukup surat yang pendek. Adapun pada salat lohor, asar, dan isya, bacalah surat yang pertengahan. Misalnya su­rat al-Buruj dan yang semisalnya. Ketika salat subuh yang dilaksanakan dalam perjalanan, bacalah surat al­-Kafirun dan surat al-Ikhlas. Jangan engkau sambungkan akhir bacaan surat dengan takbir untuk rukuk, tapi pi­sahkan antara keduanya dengan seukuran bacaan subhanallah.

Ketika berdiri, usahakan untuk senantiasa menunduk dengan hanya memandang tempat salatmu. Hal itu, akan membuatmu lebih berkonsentrasi dan membuat hatimu lebih khusyuk. Jangan engkau menoleh ke kiri atau ke kanan pada saat sedang salat.

Lalu bertakbirlah untuk rukuk. Angkat tanganmu dengan cara yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pan­jangkan bacaan takbir sampai engkau berada pada po­sisi rukuk. Lalu, letakkan telapak tanganmu di atas lu­tut sementara jari-jemarimu berada pada posisi yang renggang. Tegakkan lututmu serta bentangkan pung­gung, leher, dan kepalamu secara lurus. Lantas, jauhkan sikumu dari pinggang. Sementara untuk wanita tidak demikian karena mereka hendaknya menempelkan yang satu dengan yang lain. Lalu ucapkan:
Subhana rabbiyal ‘azhiim
“Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung.”

Bacaan tersebut diucapkan sebanyak tiga kali. Jika engkau salat sendirian, bagus pula kalau ditambah sam­pai menjadi tujuh atau sepuluh kali. Kemudian angkat kepalamu sampai berdiri tegak seraya mengangkat ta­ngan dan membaca:
Sami ‘allahu liman hamidah
“Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.”
Apabila engkau telah berdiri tegak lurus, ucapkan:
Rabbana lakal hamdu mil’as samawati wa mil ardhi wa mil ama syi’ta min syai’in ba’du
“Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu sepenul langit dan bumi dan sepenuh apa yang Kau kehendak sesudah itu.”

Apabila engkau sedang dalam melakukan salat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua ketika dalan posisi iktidal. Lalu, sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Pertama-tama, letakkanlal kedua lututmu diikuti kemudian oleh kedua tanganmi lalu dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung beserta dahimu. jauhkan sikumu dari pinggang dan angkat perutmu dari paha (Hal ini tidak berlaku bagi wanita). Letakkan kedua tanganmu di atas tanah sejajar dengan pundakmu. Jangan kau bentangkan lenganmu di atas tanah. Dan ucapkan:
Subhana rabbiyal ‘alaa
“Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi”

Doa di atas dibaca sebanyak tiga kali, tujuh kali, atau sepuluh kali jika engkau salat sendirian.
Lalu, angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan tegak. Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua ta­nganmu di atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan (minimal):
‘rabbighfirlii warhamnii warzuqni wajburnii wa ‘afinii wa ‘afuanii
“Ya Tuhan, ampunilah aku, sayangilah aku, berikar rezeki padaku, pimpinlah aku, tambahkan kekurang­anku, dan maafkanlah daku.”

Kemudian lakukan sujud yang kedua sama seperti sebelumnya. Lalu duduk tegak sebentar untuk istirahat pada setiap rakaat yang tak disertai tasyahud.

Setelah itu, engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas tanah. Jangan engkau mendahulukan sa­lah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan takbir untuk berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat. Panjangkan bacaan takbir tersebut sampai pada posisi setengah berdiri. Usahakan agar duduk istirahat tersebut berlangsung sebentar. Lalu, laksanakan rakaat ke­dua seperti rakaat pertama. Ulangi membaca taawud ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua un­tuk membaca tasyahud pertama. Saat duduk tasyahud, letakkan tangan kananmu di atas paha kanan dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari. Berilah isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca illallah(kecuali Allah), bukan pada kata-kata Iaa ilaha (tiada Tuhan). Sementara itu, engkau letakkan tangan kirimu dengan jari jari terbuka di atas paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri dalam tasyahud pertama ini seperti ketika duduk antara dua sujud. Adapun pada tasyahud akhir, duduklah secara tawaruk (di atas pang­kal paha). Setelah mengucapkan salawat atas Nabi Saw., bacalah doa yang sudah dikenal. Duduklah di atas pang­kal paha yang kiri sementara kaki kirimu keluar dari sisi bawah. Tegakkan posisi kaki kananmu lalu ucapkan salam dua kali dari ke kanan dan kiri. Menolehlah hing­ga tampak putihnya kedua pipimu dari kedua sisi. Ber­niatlah untuk menyudahi salat dan arahkan salammu pada para malaikat dan kaum muslim yang berada di sampingmu. Begitulah gerakan salat sendirian.

Tiang penopang salat adalah kekhusyukan dan ke­hadiran hati disertai bacaan, dan pemahaman. Ha­san al-Basri rahimahullah berkata, “Setiap salat yang tidak disertai oleh kehadiran hati akan cepat terkena hukum­an.” Rasul Saw. bersabda, “Seorang hamba adakalanya melakukan salat tapi ia tidak mendapat seperenam atau sepersepuluh dari salatnya. Karena, ganjaran salat bagi seorang hamba sesuai dengan kadar kekhusyu’kannya.

-----
Dikutip dari : Kitab Bidayatul Hidayah
Karya : Imam Al-Ghazali

Oleh : Murdiyanto
Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Masa Khidmah : 2018-2025 (4 Periode)
Share:

7/06/2024

Bagian 1 : Amal-amal Ketaatan


A. Bagian Pertama: Amal-amal Ketaatan

Ketahuilah bahwa perintah Allah ada yang wajib dan ada yang sunah. Yang wajib merupakan harta pokok. Dia adalah modal perdagangan yang dengannya kita bisa selamat. Sementara yang sunah merupakan laba yang dengannya kita bisa meraih derajat mulia.

Nabi saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman, ‘Tidaklah orang-orang mendekatkan diri pada-Ku dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan pada mereka, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri padaku dengan amal-amal sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya yang mendengar, matanya yang melihat, lidahnya yang berbicara, tangannya yang memegang, dan kakinya yang berjalan.”

Engkau tidak akan dapat menegakkan perintah Allah, kecuali dengan senantiasa mengawasi hati dan anggota badanmu pada setiap waktu dan pada setiap tarikan nafasmu, dari pagi hingga sore. Ketahuilah bahwa Allah Swt. menangkap isi hatimu, mengawasi lahir dan batinmu, mengetahui semua lintasan pikiranmu, langkah-langkahmu, serta diam dan gerakmu. Saat bergaul dan menyendiri, engkau sedang berada di hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, melainkan semuanya diketahui oleh Penguasa langit, Allah Swt.

“Dia mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan hati” (Q.S. Ghafir: 19),

“Dia Maha Mengetahui yang rahasia dan tersembunyi” (Q.S. Thaha: 7).

Oleh karena itu, hendaklah engkau beradab di hadapan Allah Swt. dengan adab seorang hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya. Berusahalah agar Allah tidak melihatmu sedang melakukan sesuatu yang dilarang dan tidak melaksanakan apa-apa yang diperintah. Hal itu hanya bisa terwujud jika engkau bisa membagi waktu dan mengatur wirid-wiridmu dari pagi hingga petang. Jagalah perintah Allah Swt. yang diwajibkan kepadamu, sejak dari bangun tidur hingga engkau kembali ke pembaringan.



01. Adab Tidur
Jika engkau ingin tidur, hamparkan tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Lalu tidurlah diatas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang kuburnya. Ketahuilah bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan bangkit. Bisa jadi, Allah menggenggam rohmu di malam itu. Maka dari itu, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam keadaan suci dan usahakan agar wasiatmu telah tertulis di bawah kepalamu. Engkau tidur seraya bertobat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi. Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua muslim jika Allah membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan berbaring di liang kubur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh amalmu. Engkau hanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatanmu itu.

Jangan sampai engkau menghendaki tidur yang banyak dengan menghampar kasur empuk karena tidur adalah menghentikan kehidupan. Kecuali, jika bangunmu justru menjadi bencana bagimu sehingga tidur tersebut lebih membuat agamamu selamat. Ketahuilah bahwa malam dan siang seluruhnya berjumlah dua puluh empat jam. Jangan sampai tidurmu sepanjang siang dan malam lebih dari delapan jam. Karena, jika engkau berumur sekitar enam puluh tahun cukup bagimu membuang dua puluh tahun darinya, atau sepertiga dari umurmu itu.

Ketika tidur, kembalilah bersiwak dan bersuci. Bertekadlah untuk bangun malam atau bangun sebelum subuh. Dua rakaat di tengah malam merupakan salah satu harta kekayaan yang berharga mulia. Perbanyaklah harta kekayaanmu itu guna menghadapi hari miskinmu. Sebab, harta kekayaan dunia sama sekali tak akan berguna jika engkau binasa.

Ketika tidur, ucapkanlah:

Bismika rabbii wadha’tu janbii wabismika arofa’uhu faghfirlii dzanbii. Allahumma bismika ahya wa amuut wa a’udzubika allahumma min-syarri kulli dzii syarri. Wa min syarri kullidabbatin anta akhidzdzi binashiyatiha, inni rabbi ’alaa shirath mustaqiim. Allahumma antal wali falaiisa qablaka syai’in, wa antal akhirufalaisa ba’da katsi’in Wa antazhzhihiru falaisa fauqaka syai’in Wa antal bathinu falaisa duunaka syai’in Iqdhii ‘anniid dunya wa aghninii minal faqri. Allahumma antalkhalaqta nafsii wa anta tatawwafaha, laka mamatuha wa mahyaha, in amattaha faghfirlaha wa in ahyaitaha fahfazhha bimatahfazhu bihi ‘ibadakash shalihiin. Allahumma inni as ‘alukal ‘afwa wal ‘afiyata fiiddiin waddunya wal aakhirati. Allahummaaiqithnii fii ahabiissa ‘ati ilaika was ta’malnii bi ahabbil ‘amal ilaika hatta tuqarribanii ilaika zulfa wa tub ‘idanii ‘an sakhathika ba’da an as alakafatu’thiinii wa astaghfiraka fataghfirulii wa ad’uuka fatastajiibulii.

“Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan punggungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat serta ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah, lindungi aku dari siksaMu pada hari para hamba-Mu dibangkitkan. Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang lurus. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pertama yang tidak didahului oleh sesuatu dan Engkau pula Yang Maha Terakhir yang tak ada sesuatu sesudah-Mu. Engkau Mahatampak, tak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau Maha Tersembunyi, tak ada sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah hutangku dan angkatlah aku dari kemiskinan. Ya Allah, Engkau yang menciptakan diriku dan engkau pula yang mewafatkannya. Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaanMu. Jika engkau matikan diriku ini, maka ampunilah dia, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah dia sebagaimana engkau menjaga para hamba-Mu yang saleh. Ya Allah aku meminta pada-Mu pengampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, bangunkan aku dalam waktu terbaik menurutmu. Buatlah aku melakukan perbuatan-perbuatan yang paling Kau senangi sehingga hal itu akan mendekatkan diriku pada-Mu dan menjauhkannya dari murka-Mu setelah aku meminta pada-Mu. Setelah aku meminta pada-Mu, maka Engkau memberikannya, aku meminta ampunan pada-Mu maka Kau terima, dan aku berdoa pada-Mu maka Kau kabulkan untukku.”

Kemudian bacalah ayat al-Kursi dan amana ar-rasalu (surat al-Baqarah: 285) sampai akhir surat. Lalu surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas, serta al-Mulk. Usahakan engkau tidur dalam keadaan berzikir pada Allah SWT. dan dalam keadaan suci karena siapa yang melakukan itu, ia akan naik berserta rohnya ke arasy, dan dicatat sebagai orang yang sedang salat sampai bangun kernbali. Apabila engkau sudah bangun, lakukanlah apa yang telah kujelaskan sebelumnya padamu. Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam sisa umurmu. Apabila engkau tak bisa melakukannya secara konsisten, sabarlah sebagaimana sabarnya orang sakit ketika menahan pahitnya obat dan ketika menunggu saat kesem-buhan. Renungkanlah umurmu yang berusia pendek. Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut sangat pendek jika dibandingkan dengan lama-mu tinggal di negeri akhirat karena ia merupakan negeri keabadian. Perhatikan bahwa jika engkau bisa bersabar menghadapi beban penderitaan dan kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau setahun karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua puluh tahun misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari untuk ibadah guna mengharap kehidupan abadi? Jangan perpanjang angan-anganmu, karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal. Perhitungkanlah dekatnya kematianmu lalu katakan pada dirimu: Jika aku bisa bersabar menghadapi penderitaan hari ini barangkali aku mati malam nanti, dan aku akan bersabar pada malamnya karena barangkali aku mati esok hari. Sesungguhnya kematian tidak hanya datang pada saat tertentu, kondisi tertentu, atau pada usia tertentu. Yang jelas, ia pasti datang dan harus siap dihadapi. Bersiap-siap menghadapi kematian lebih utama ketimbang bersiap-siap menghadapi dunia. Engkau tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di dalam dunia. Oleh karena itu, yang tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan nafas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. Paksakan dirimu untuk bersabar dalam taat kepada Allah SWT. hari demi hari. Jika engkau memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun, maka engkau akan sulit untuk bisa bersabar dalam menaati Allah SWT.

Manakala engkau bisa bersabar selalu setiap hari, ketika meninggal engkau akan mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya. Sementara jika engkau menunda-nunda dan meremehkan, kematian itu akan mendatangimu pada waktu yang tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan yang tak berujung. Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan ketika mati, datang berita yang benar itu kepadamu, “Setelah beberapa waktu, engkau akan mengetahui kebenaran berita Alquran tersebut” (Q.S. Shaad: 88).

Jika sebelumnya kami sudah menunjukkan urutan wirid padamu, kami akan sebutkan di sini bagaimana cara dan adab-adab melaksanakan salat dan puasa serta bagaimana adab menjadi imam dan panutan, juga bagaimana melaksanakan salat jumat.


------
Dikutip dari : Kitab Bidayatul Hidayah
Karya : Imam Al-Ghazali

Oleh : Murdiyanto
Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Masa Khidmah : 2018-2025 (4 Periode)
Share:

"Jika pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil untung dengan memusuhinya". (Imam Syafi'i)

Terjemahkan

Tari Roddat Islami

Kutipan Kitab Kuning

Amalan Khusus