5/12/2025

Aku adalah Sang Perintis Bukan Pewaris | Murdiyanto - Bagian 1 (Satu)

Murdiyanto, lahir di Trenggalek pada tanggal 12 Mei 1980. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara (adik yang paling bungsu sudah meninggal dunia), dari pasangan Subani dan Murtiyem. Myanto adalah nama panggilannya, ia terlahir di keluarga yang sangat sederhana, ayahnya (sudah meninggal) adalah seorang petani/pekebun, sedangkan ibunya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Sejak kecil, dia selalu dinasehati (digembleng) oleh ayahnya untuk selalu rajin beribadah, jujur dan baik terhadap sesama.
.
Ketika berumur 6 tahun, ia memulai pendidikan di MI Gemaharjo II, Watulimo, kemudian setelah lulus melanjutkan pendidikannya di SMP Islam Watulimo di tahun 1992. Setelah lulus dari SMP di tahun 1995 ia tidak melanjutkan sekolah karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu untuk membiayai sekolahnya. Akhirnya pada usia yang masih sangat muda (15 tahun) ia memutuskan untuk merantau ke Lampung Utara dan Palembang, ikut pamannya (saudara kandung dari ibu) bekerja disawah, dikebun karet dan kebun kelapa sawit milik pamannya tersebut. Ia tinggal diperantauan sekitar 6 bulan, kemudian pulang membawa hasil yang waktu itu bisa dikatakan lumayan (cukup) untuk anak seusia 15 tahunan.
.
Tak selang beberapa minggu dirumah, karena tertarik dengan teman-temannya yang berhasil merantau ke Malaysia, akhirnya ia ikut merantau dengan bekal (biaya) dari hasil perantauannya di Lampung tersebut. Namun, nasib sial justru menimpanya, jangankan berhasil diperantauan (Malaysia), alih-alih baru masuk Negara Jiran tersebut ia terkena razia oleh Police Malaysia karena Visa yang digunakan adalah Visa Turist dan bukan visa kerja. Akhirnya ia dipulangkan ke Negara asal dan waktu itu ketika dipulangkan ia terkena demam (lagi sakit).
.
Masa Belajar Ke Pondok Pesantren

Dengan kondisi yang dialami ketika sepulang dari Malaysia setelah sehat (sembuh dari demam), ia melanjutkan aktifitasnya dengan jalan bekerja sebagai buruh serabutan. Walhasil, pada tahun 1996, tepatnya tanggal 25 September 1996 ia melanjutkan pendidikannya dengan masuk Pondok Pesantren Darussalam Jajar, Sumbergayam, Durenan sambil buruh ditempat pembuatan Genteng (Desa Pakis, Kamulan dan Gador) dan juga buruh disawah-sawah milik warga sekitar Ponpes Jajar tersebut.
.
Selain Mondok di Jajar Sumbergayam, ia juga melakukan (Sorogan) ke Ndalem Kyai Haji Zaini Alhafidz (Allahu yarham) di Melis Gandusari dan Juga Sorogan Al-Qur’an ke Kyai Nasukhi Kalangbret Tulungagung serta Ustadz Amin asal Kudus Jawa Tengah.
.
Pada tahun 1997 (diusia 17 tahun), entah karena apa pada waktu itu dan siapa yang mengajak (agak lupa) ia mengikuti kaderisasi dari salah satu Banom NU, yaitu IPNU yang bernama MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) di SMP Islam Durenan yang diselenggarakan oleh PC IPNU-IPPNU Kabupaten Trenggalek yang pada waktu itu Ketua IPNUnya adalah Rekan Amin Tohari dari Gandusari. Itulah cikal bakal seorang Myanto yang dulu kata teman-temannya ketika disekolah sebagai anak Pendiam, akhirnya jiwa dan mentalitasnya ditempa melalui IPNU (Ikatan Putra Nahdlatul Ulama) sebelum berganti menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama saat ini.
.
Tak henti disitu, ketika di Pondok Pesantren ia juga aktif ikut Majelis Taklim/Jam’iyyah Maulidud Diba’ yang waktu itu ngetrend-ngetrendnya HIMMATA (Himpunan Maulidid Diba’iyah Tahta Ahlussunnah Waljamaah) yang berpusat di Botoran Tulungagung dibawah Pimpinan (Ketua) bapak Muh. Nizar Arif, bapak Zainudin dengan tokoh sentral (sebagai mursyid) Kyai Mujtahid. Ia pada waktu itu juga ikut menjadi Pembina sholawatan bersama ibu-ibu di Payaman Durenan. Selain itu juga menjadi Pembina jam’iyyah Sholawat di tempat kelahirannya, yaitu Desa Gemaharjo dan umumnya Jam’iyyah HIMMATA se Kecamatan Watulimo. Akhirnya karena semangatnya, oleh teman-temannya diwilayah Watulimo ia ditunjuk (diangkat) sebagai Sekretaris HIMMATA Koortan Watulimo Kabupaten Trenggalek (1997-2003).
.
Berbagai event dan moment ketika aktif di Jam’iyyah HIMMATA ia ikuti sampai lomba tingkat karesidenan Kediri dengan membawa penghargaan sebagai Jawara pada waktu itu. Hal itu dilakukan disela-sela ia belajar di Pondok Pesantren Darussalam, sambil mengasah diri untuk menjadi pribadi dengan jiwa sosial yang bisa bermanfaat untuk masyarakat umum.
.
Pada tahun 1998/1999 (usia 18 tahun), ia terpanggil untuk mengikuti Kaderisasi Banom NU, yaitu mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser Satkorcab Trenggalek yang dilaksanakan di halaman Masjid Rohmatul Bahri Tasikmadu, dengan rekomendasi dari Pengurus dan Pengasuh Pondok Pesantren Jajar Sumbergayam. Dengan niat “bismillah” ia berangkat menuju kawah candra dimuka (tempat penggemblengan diri) di kawasan pantai Prigi tersebut sampai ia dinyatakan lulus dan lolos sebagai anggota Banser Satkorcab Trenggalek.
.
Sekitar tahun 1999 itulah merupakan titik balik seorang Murdiyanto yang dulu kata teman-temanya seorang pemalu, pendiam diri bahkan seorang yang “minder” dalam bergaul dengan teman-temannya akhirnya dengan seizin Allah SWT dengan melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman-pengalaman hidup yang waktu itu belum seberapa (masih seusia cabe rawit / pemula) menjadikan ia seorang aktivis organisasi dan pendidikan sampai saat ini. Pada tahun 1999 merupakan awal ikut berkecimpungnya seorang Myanto gabung didunia politik (PKB) yang waktu itu dibawah arahan seorang Guru yang sekaligus sebagai ayah (angkat) dan mentor yaitu bapak Drs. Imam Musaji (Allaahu yarham) dijadikan sebagai asisten pribadi (aspri) beliau ketika beliau bepergian (ada acara keluar).
.
Walhasil, pada tahun 1999 bapak Drs. Imam Musaji ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi anggota DPRD Kabupaten Trenggalek dan tentunya sosok Murdiyanto diangkat sebagai Aspri yang sekaligus Sespri beliau selama menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Trenggalek (selama 2 periode / 10 tahun).
.

CV Ringkas Murdiyanto                          Berlanjur ke Bagian 2 >>>
.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

"Jika pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil untung dengan memusuhinya". (Imam Syafi'i)

Terjemahkan

Tari Roddat Islami

Kutipan Kitab Kuning

Amalan Khusus