Masa Pernikahan dan Masa Pengabdian
Murdiyanto menikah pada tahun 2005 dengan seorang wanita yang juga
sama-sama teman kuliah/seangkatan (D-2 STIT Sunan Giri Trenggalek sampai S-1
Univ. Kanjuruhan Malang) bernama Supraptiwi. Dari pernikahannya tersebut, ia
dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muh. Helmi Fuadurrohman (lahir; 28
Januari 2006). Pada saat itu perjalanan rumah tangga Alhamdulillah sangat
harmonis. Karena tuntutan ekonomi keluarga, pada tahun 2007 isterinya menjadi
buruh migran ke Taiwan dan Murdiyanto tetap melanjutkan pengabdiannya di MI
Watuagung, kemudian pindah ke MI Dukuh (2010-2019) karena permohonan dari
Pengurus MI Dukuh untuk ikut membantu menata dalam tata kelola administrasi
sekolah.
.
Seiring dengan perjalanan waktu, hari berganti hari, bulan
berganti bulan bahkan tahun berganti tahun; tepatnya tahun 2009 ada tuntutan
cerai dari isteri melalui pengacara, namun pada waktu itu tidak dilayani oleh
murdiyanto. Hal tersebut dikarenakan tidak tahu sebab-musababnya, tiba-tiba
sang isteri ingin berpisah. Perjalanan hidup dan pengabdian masih terus
berlanjut dengan berbagai lika-liku dan dramatisasinya. Seorang ayah yang
membesarkan anaknya seorang diri karena ditinggal merantau, sambil mengabdi di
sekolah dan Organisasi Nahdlatul Ulama / Banom NU. Gemblengan dan tempaan hidup
ia jalani bersama anak dan orang tuanya yang membantu mengurus dan merawat si
kecil Helmi (panggilan dari Muh. Helmi Fuadurrohman, anak dari Murdiyanto
dengan Supraptiwi).
.
Kini (2025) anak itu telah tumbuh remaja dibawah tempaan hidup
dari orangtua, lingkungan, saudara dan tetangga. Semoga si kecil Helmi yang
dulu, menjadi anak yang cerdas, sholeh, bermanfaat untuk pribadi, keluarga,
agama, nusa dan bangsa serta bahagia hidupnya didunia hingga akhirat kelak.
Aamiin (Notes : Perjalanan Lika-liku Berkeluarga akan diceritakan dalam bagian
yang lain).
.
Kembali ke tahun 2005 adalah awal adanya program sertifikasi guru,
yang pada waktu itu masih menggunakan sistem portofolio (belum PLPG apalagi
PPG). Tahun tersebut murdiyanto karena ketrampilannya mengoperasikan komputer
sudah dipercaya oleh banyak teman yang menjadi guru, baik PNS maupun Honorer
(GTY) untuk mengerjakan berbagai karya tulis, mulai dari PTK, PTS, Skripsi,
LPJ, Proposal, pemberkasan kenaikan golongan/pangkat bahkan pengerjaan portofolio
sertifikasi guru untuk pertama kalinya.
.
Dengan berbekal sedikit pengetahuan yang dimiliki, kepiawaian
dalam mengoperasikan komputer serta koneksi dan relasi yang sudah diperoleh
semenjak menjadi asisten pribadi bapak Drs. Imam Musaji (Anggota DPRD), semua
hal tersebut dikerjakan dengan membuahkan hasil yang membanggakan. Akhirnya ia
dikenal tidak hanya di wilayah Kecamatan Watulimo namun sampai luar Kecamatan
bahkan luar Kabupaten Trenggalek. Karena kepiawaiannya tersebut banyak teman
guru dan pejabat pemerintah yang meminta untuk dibantu pengerjaan tugas dan
administrasinya. Menurut data (catatan di diary book pribadinya), tidak kurang
dari 169 guru PNS-GTY yang meminta bantuannya untuk pengerjaan berbagai tugas
dan administrasinya.
.
Pada tahun 2009 murdiyanto melanjutkan studi (kuliah lagi) Strata
1 dengan jurusan Pendidikan Agama Islam di STAI Diponegoro Tulungagung. Hal tersebut
untuk linierisasi ijazah yang dimiliki dengan tempat tugas yang diembannya saat
itu, yaitu PAI untuk guru MI. Karena ijazah sebelumnya adalah jurusan Fisika
yang tentunya tidak sinkron dengan mata pelajaran maupun tempat tugas dimana ia
mengabdi. Sambil kuliah yang sekaligus aktif di organisasi NU dan Ansor (2006-2013),
Murdiyanto terus berupaya meningkatkan kompetensi / ketrampilannya dalam bidang
komputer dan IT. Pada tahun 2012 ia dipercaya oleh PC LP. Ma’arif NU Trenggalek
sebagai Tim Ahli / IT untuk mengadakan pembinaan ke sekolah-sekolah yang ada
dibawah binaan LP. Ma’arif NU Trenggalek yang waktu itu (2012) ada sekitar 84
lembaga pendidikan mulai SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA (Ma’arif NU) se Kabupaten
Trenggalek.
.
Bersama sahabatnya waktu itu, ada pak Mohib Asrori (saat ini
menjadi Ketua PC LP. Ma’arif Trenggalek), sahabat Rohmat Syaifulloh (almarhum),
pak Sarjuni (almarhum) Pak Syakur (Kepala MI Semarum saat ini) dan beberapa
Pengawas PAI yang berada dibawah naungan Ma’arif NU, ia mengadakan pembinaan –
Turba ke lembaga-lembaga pendidikan Ma’arif NU se Kabupaten Trenggalek dengan
pembagian waktu sistem zona wilayah binaan. Murdiyanto juga pernah menjadi
konsultan swasta untuk sekolah-sekolah yang akan mengadakan akreditasi. Ia juga
pernah menjadi Tim Penyusun Buku 1-2 KTSP, Tim Pembuat Soal Ujian Sekolah Dinas
Pendidikan Kabupaten Trenggalek (Mapel PPKn, IPS, Bahasa Jawa dan SBK). Ia juga
pernah menjadi Tim Pembuat Soal Ujian Mapel Fiqih untuk tingkat Madrasah
Ibtidaiyah se-Kabupaten Trenggalek.
.
Selain itu, murdiyanto juga aktif didunia kepramukaan. Hampir semua sekolah yang ada diwilayah Kecamatan Watulimo, mulai SD/MI, SMP dan SMA pernah ia bersamai dalam berkegiatan. Di kepramukaan khususnya SAKOMA Koortan Watulimo ia termasuk salah satu Tim Perumus Silabus/Materi Kepramukaan. Pada tahun 2014 ia menjadi ujung tombak kegiatan SAKOMA dengan nama “Kelana Sang Pilar” yang merupakan satu-satunya kegiatan SAKOMA di Kabupaten Trenggalek. Ia pernah juga menjadi perumus materi LJS2T (Lomba Jelajah Situs Santri Trenggalek) yang dilaksanakan di Makam Semarum menuju Makam Gunung Cilik Kamulan. Dan masih banyak lagi seputaran kegiatan SAKOMA yang ia ikuti dan rumuskan.
.
Pada tahun 2014 ia mulai kuliah lagi (masih S-1) dengan mengambil
jurusan Teknik Infomatika (S.Kom) di Universitas Islam Balitar. Hal ini
dilakukan karena pada waktu itu (2014) ia menjadi konsultan dan Tim IT di
berbagai lembaga pendidikan sehingga ‘mengharuskan’ antara keahlian yang
dimiliki dengan legalitas ijazah yang dipunyai harus benar-benar sinkron.
.
Pada tahun 2015 ia kembali mengabdi di SMA Islam Watulimo, sekolah
dimana ia menjadi salah satu perintis sekaligus siswa pertama berkecimpung
didalamnya. Namun, hal tersebut ia lakukan bukan sebagai operator/programmer komputer,
melainkan sebagai Pembina Gerakan Pramuka yang ada di sekolah tersebut. Bersamaan
waktu itu masih mengabdi di MI Dukuh dan juga sebagai Pembina Pramuka MI
Karanggandu, SMP Negeri 3 Watulimo, ia sempatkan untuk berkegiatan Pramuka bersama
adik-adik siswa SMA yang juga sebagai pembentuk/penggagas Dewan Ambalan SMA
Islam Watulimo dengan nama Ambalan Yudhonegoro dan Dewi Hafsah yang selanjutnya
disingkat AYUDESHA.
.
Ia pernah membawa Ambalan SMA Islam Watulimo sampai ke tingkat Provinsi,
mulai dari kegiatan Raimuna, Wirakarya, Peran SAKA dan berbagai macam kegiatan
Pramuka Penegak lainnya. Hal tersebut ia lakukan karena hobby, rasa cinta dan
tentunya untuk mengasah dan meningkatkan kualitas diri khususnya dalam
kedisiplinan dan etos kerja.
.
Ditahun 2016, ia bersama sahabat Ahmad Rokhani (saat ini Anggota Bawaslu Kabupaten Trenggalek) dipercaya menjadi Nahkoda PAC GP. Ansor Watulimo, dimana sahabat Rokhani sebagai ketua PAC dan murdiyanto sebagai sekretarisnya. Selang satu tahun kemudian (karena sahabat Rokani menjadi Ketua Bawaslu waktu itu – tahun 2017), ia diangkat sebagai pejabat sementara (pjs) Ketua PAC GP. Ansor Watulimo untuk melanjutkan kepengurusan peiode 2016-2018. Setelah kepengurusan berakhir, pada Konferancab ke-X yang dilaksanakan di SMP Islam Watulimo ia terpilih menjadi Ketua PAC GP. Ansor Watulimo masa khidmah 2018-2020. Tidak hanya berhenti disitu, pada Konferancab selanjutnya (ke-XI) di MI Pakel ia terpilih kembali menjadi Ketua PAC GP. Ansor Watulimo masa khidmah 2020-2022, yang selanjutnya diperpanjang karena masa pandemic covid-19 dtetapkan sebagai ketua PAC masa khidmah 2022-2023 (1 tahun). Setelah itu dilaksanakan Konferancab yang ke-XII dan terpilih kembali sebagai Ketua PAC GP. Ansor Watulimo masa khidmah 2023-2025.
.
Selain di Organisasi Nahdlatul Ulama dan Banom NU, Murdiyanto juga
aktif di kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Watulimo mulai
tahun 2019 (sebagai Sekretaris MUI periode 2019-2024) dan sebagai Wakil
Sekretaris MUI Kecamatan Watulimo periode 2024-2029 (saat ini).
.
Ke Bagian 1 ------- Ke Bagian 2
=================
Profil Ringkas / CV Murdiyanto Klik Disini
.
0 comments:
Posting Komentar