5/12/2025

Aku adalah Sang Perintis Bukan Pewaris | Murdiyanto - Bagian 2 (Dua)

Masa Kembali Ke Sekolah Lagi – Masuk SMA, D-2 dan S-1

Setelah bapak Drs. Imam Musaji menjadi anggota Dewan selang satu tahun, berdirilah lembaga pendidikan dengan nama SMA Islam Watulimo (tahun 2000) dengan Murdiyanto menjadi salah satu siswa yang sekaligus pioneer dalam pendirian lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Ma’arif NU tersebut. Pada waktu itulah seorang Myanto diberi amanah untuk ikut mencari siswa bersama bapak Mukalal, bapak Sumarni dan bapak Supriadi yang ketiga-tiganya juga merupakan tokoh pendiri SMA Islam Watulimo. Alhamdulillah, dengan niatan dan kerja yang maksimal akhirnya pencarian siswa sebagai pioneer awal berdirinya SMA Islam Watulimo telah tercapai. Pada waktu itu sejumlah 48 siswa terdaftar dan sampai akhirnya hingga lulus tercatat 34 siswa yang dinyatakan lulus ujian nasional dan ujian sekolah, karena pada waktu itu ujiannya masih bergabung dengan SMA Negeri 1 Durenan.
.
Pada tahun 2000 juga merupakan awal berdiri (terbentuk) dan terstrukturnya organisasi IPNU-IPPNU Anak Cabang Watulimo. Ketika menjadi siswa SMA Islam Watulimo, Murdiyanto dengan berbekal pengalaman dari kaderisasi sebelumnya (MAKESTA di Durenan dan DIKLATSAR di Tasikmadu) dan juga dari pengalaman belajar di Pondok Pesantren, ia terketuk hati ikut bergabung di pendirian PAC IPNU-IPPNU Watulimo yang waktu itu dimasa khidmah pertama (2000-2002) ter-amanahi menjadi Wakil Sekretaris PAC IPNU Kecamatan Watulimo mendampingi rekan Supiyan dibawah nahkoda IPNU rekan Ketua Edy Susanto, S.Ag dan rekanita Siti Mahmudah, S.Ag (sebagai ketua PAC IPPNU Watulimo). Pada waktu itu yang menjadi ketua PC IPNU Trenggalek adalah rekan Ali Musta’in dan rekanita Kunni Hidayah sebagai Ketua PC IPPNU Trenggalek.
.
Seiring dengan perjalanannya sambil menuntut ilmu di SMA Islam Watulimo, Murdiyanto sangat aktif dalam kegiatan IPNU dan juga di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia mengikuti kaderisasi LAKMUD (Latihan Kader Muda) IPNU pada tahun 2001 di MI Margomulyo dan juga aktif di kaderisasi Satgas PKB maupun Garda Bangsa. Berbagai macam pelatihan diikutinya sambil mengasah (kursus) komputer yang pada waktu itu (2001) masih langka-langkanya ilmu komputerisasi. Belajar dari DOSS, Linux sampai Windows (Microsoft) yang ia lakukan dilembaga kursus BBC Durenan dan DMC Tulungagung (saat ini namanya LP2i Brawijaya).
.
Berbekal ketelatenan (keuletan) akhirnya ia oleh bapak Drs. Imam Musaji dibelikan komputer dikediaman beliau untuk dioperasikan sebagai aspri/sespri beliau. Dan juga sebagai operator komputer di SMA Islam pada waktu itu, meskipun ia saat itu masih sebagai siswa pertama disekolah. Namun karena kepiawaian/ketrampilannya mengoperasikan komputer ia dipercaya untuk mengendalikan komputer yang tentunya bukan hal-hal yang bersifat rahasia sekolah. Ia juga dipercaya sebagai desainer daripada beberapa logo sekolah (termasuk logo SMA Islam Watulimo) dan beberapa Yayasan/Lembaga diantaranya LPI Al-Hikam Watulimo, LPI Al-Manar Tasikmadu, PKBM Bhakti Samurih, PKBM Telaga Biru dan masih banyak lagi. Murdiyanto juga pernah aktif didunia percetakan/offset (2000-2007). Ia mempunyai usaha percetakan/sablon di Guyangan Sukoanyar Pakel bersama sahabatnya yang bernama Rohman. Ketika itu ia mempunyai usaha dengan sistem patungan bersama sahabatnya tersebut. Usaha yang dirintisnya pada waktu itu bisa dibilang berhasil, karena belum banyaknya persaingan didunia offset/printing.
.

Dalam perjalanannya sebagai aktifis organisasi sosial (IPNU), Murdiyanto dipercaya menjadi Sekretaris PAC IPNU Watulimo untuk periode kedua masa khidmah 2002-2004 dibawah pimpinan rekan Moh. Ali Husni, setelah itu diangkat kembali menjadi Sekretaris PAC IPNU diperiode ketiga (2004-2006) dibawah ketua rekan Sanusi. Tak hanya itu saja, ketika tahun 2003 ada pemisahan kepengurusan NU dan Banom NU dengan partai politik, yaitu PKB (tidak boleh rangkap jabatan), pada tahun 2003, Murdiyanto oleh para masyayikh NU Watulimo dipercaya untuk membantu kengurusan MWC NU Watulimo sebagai Wakil Sekretaris MWC NU masa khidmah 2003-2008 dibawah pimpinan bapak Kyai H. Ahmad Wanidi dengan Rais MWC NU bapak K.H. Suryani.
.
Ada cerita yang menggelitik pada saat itu (2003), sebetulnya yang ditunjuk sebagai Sekretaris MWC NU Watulimo adalah Murdiyanto. Namun karena pada waktu itu Murdiyanto masih menjabat sebagai Sekretaris PAC IPNU Watulimo, dan pada waktu itu yang bisa ngetik komputer hanya beberapa orang saja, termasuk Murdiyanto, akhirnya Jabatan Sekretaris MWC NU Watulimo dirubah secara sepihak oleh Murdiyanto yang ditunjuk oleh beberapa tim formatur untuk melengkapi kepengurusan MWC NU. Walhasil, sekretaris MWC NU pindah dari Murdiyanto ke bapak Muji Hermanto (almarhum).
.
Tentunya hal itu menjadi kemarahan besar oleh para masyayikh, murdiyanto terkena “duko” karena mengganti kepengurusan tanpa ijin para sesepuh yang waktu itu menjadi tim formatur. Namun, murdiyanto juga tidak terima dengan “duko-duko” dari para sepuh tersebut meskipun bisa dikata kurang adab / su’ul adab. Dengan berbagai argumen termasuk pada waktu itu murdiyanto masih menjabat Sekretaris PAC IPNU dan dalam Peraturan Organisasi NU/Banom NU Pengurus Inti Harian tidak boleh rangkap jabatan, akhirnya perubahan Sekretaris MWC NU Watulimo tersebut diterima oleh para sesepuh, ya meskipun masih “nggerundel” dihati beliau-beliau karena kekurangajaran seorang murdiyanto merubah susunan pengurus tanpa ijin/konsultasi dengan tim formatur.
.
Pada tahun 2003, setelah lulus SMA, Murdiyanto melanjutkan studinya ke STIT Sunan Giri Trenggalek mengambil jurusan D-2 PGSD/MI, kemudian melanjutkan ke Universitas Kanjuruhan Malang jenjang S-1 dengan jurusan Pendidikan Fisika. Sambil berkhidmah di organisasi NU dan Banom NU, ia memantapkan diri sambil terus mengikuti Diklat-diklat, Seminar, Lokakarya dan Workshop. Ditahun 2003 ia mendedikasikan diri ikut berjuang di dunia pendidikan, yaitu di lembaga Pendidikan (Ma’arif NU) MI Gemaharjo 2 tempat awal ia mengenyam dunia pendidikan. Kemudian ia pindah ke MI Watuagung pada tahun 2005-2010 karena pada waktu itu membersamai berangkat dan pulangnya seorang isteri yang ikut mengabdi di lembaga pendidikan juga, yaitu MI Watuagung.
.

Ke Bagian 1                    Berlanjut ke Bagian 3 >>>
.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

"Jika pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil untung dengan memusuhinya". (Imam Syafi'i)

Terjemahkan

Tari Roddat Islami

Kutipan Kitab Kuning

Amalan Khusus