Sebuah keniscayaan bahwa, setiap manusia pasti mengalami dan merasakan ujian atau cobaan hidup yang berbeda. Bisa berupa kegagalan, kesulitan dan kehilangan, bahkan kesenangan dan kebahagiaan. Semua itu merupakan bentuk takdir dari Allah Ta'ala, untuk menguji keimanan, kesabaran dan keteguhan hati hamba-Nya, serta untuk meningkatkan derajat di sisi-Nya.
.
Seperti yang Allah Ta'ala firmankan dalam Surat Al-Mulk ayat 2:
ࣙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Artinya: “Yaitu (Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk
menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya. Dia (Allah)
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Kehidupan dunia ini untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang
patuh pada perintah Allah, dan untuk memilih mana perbuatan yang paling
baik untuk dikerjakannya, sehingga perbuatannya diridhai Allah Ta'ala.
Selain itu, juga untuk mengetahui siapa yang tetap kokoh imannya dan
sabar menjalani ujian hidupnya. Karena berdasarkan ujian tersebut,
ditetapkannya derajat manusia di Sisi Allah Ta'ala.
Artinya bahwa, semakin kuat iman seseorang dan semakin patuh pada
perintah Allah, semakin tinggi pula derajat dan martabat yang diperoleh di
Sisi Allah. Sebaliknya, jika menuruti hawa nafsu sehingga tidak lagi beriman
dan taat kepada Allah, maka akan terhinalah ia di akhirat.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Sang Khalilullah, yakni Nabi
Ibrahim 'alaihissalam. Beliau adalah sosok yang terkenal dengan kesabaran
dan ketawakalannya kepada Allah Ta'ala, baik dalam menjalankan dakwah
maupun menghadapi tantangan dalam keluarga.
Kesabaran beliau tercermin dari dakwahnya ketika melawan kemusyikan
dan mengajak kepada tauhid, yang tidak hanya ditolak oleh kaumnya saja,
namun juga dari ayahandanya sendiri. Semuanya dihadapi dengan penuh
kesabaran, kelembutan hati dan keteguhan jiwa.
Dan ketawakalan beliau begitu nyata, ketika menerima perintah dari Allah
untuk menyembelih putra tercintanya.
Keteladanan Nabi Ibrahim ini adalah bukti, bahwa kecintaan kepada Allah
Ta'ala harus ditempatkan di atas segalanya. Bahwa kecintaan pada harta,
manusia dan keluarga tidak boleh mengalahkan kecintaan kita kepada
Allah Ta'ala.
Cinta kepada Allah adalah kunci bagi orang-orang yang beriman dan
menjadi pondasi iman yang kokoh.
Selain meneladani hal-hal tersebut, jangan lupa juga untuk menjalankan
ibadah kurban, karena ibadah kurban mengingatkan kita tentang artinya pengorbanan kepada Allah Ta'ala. Bahwa tidak ada iman dan takwa tanpa
kita diuji dengan hal-hal yang paling kita cintai di dunia.
Ibadah kurban juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
Ta'ala, menumbuhkan rasa syukur pada-Nya, serta meningkatkan
kepedulian kita terhadap sesama, terutama pada kaum dhu'afa'.
------------
Kutipan Khutbah Idul Adha PC LDNU Trenggalek
Disampaikan pada Shalat Idul Adha 1446 H. / 2025 M.
Oleh : Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Di Mushola "Al-Mubarak" Srikaton, Desa Gemaharjo Kec. Watulimo
Pada tanggal : 10 Dzulhijjah 1446 H./ 06 Juni 2025 M.
.