6/06/2025

Refleksi Idul Adha 1446 Hijriyah - Iman Membutuhkan Pengorbanan


Sebuah keniscayaan bahwa, setiap manusia pasti mengalami dan merasakan ujian atau cobaan hidup yang berbeda. Bisa berupa kegagalan, kesulitan dan kehilangan, bahkan kesenangan dan kebahagiaan. Semua itu merupakan bentuk takdir dari Allah Ta'ala, untuk menguji keimanan, kesabaran dan keteguhan hati hamba-Nya, serta untuk meningkatkan derajat di sisi-Nya. 
.
Seperti yang Allah Ta'ala firmankan dalam Surat Al-Mulk ayat 2:

ࣙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Artinya: “Yaitu (Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya. Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” 

Kehidupan dunia ini untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang patuh pada perintah Allah, dan untuk memilih mana perbuatan yang paling baik untuk dikerjakannya, sehingga perbuatannya diridhai Allah Ta'ala. 

Selain itu, juga untuk mengetahui siapa yang tetap kokoh imannya dan sabar menjalani ujian hidupnya. Karena berdasarkan ujian tersebut, ditetapkannya derajat manusia di Sisi Allah Ta'ala. 

Artinya bahwa, semakin kuat iman seseorang dan semakin patuh pada perintah Allah, semakin tinggi pula derajat dan martabat yang diperoleh di Sisi Allah. Sebaliknya, jika menuruti hawa nafsu sehingga tidak lagi beriman dan taat kepada Allah, maka akan terhinalah ia di akhirat.

Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Sang Khalilullah, yakni Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Beliau adalah sosok yang terkenal dengan kesabaran dan ketawakalannya kepada Allah Ta'ala, baik dalam menjalankan dakwah maupun menghadapi tantangan dalam keluarga.

Kesabaran beliau tercermin dari dakwahnya ketika melawan kemusyikan dan mengajak kepada tauhid, yang tidak hanya ditolak oleh kaumnya saja, namun juga dari ayahandanya sendiri. Semuanya dihadapi dengan penuh kesabaran, kelembutan hati dan keteguhan jiwa. 

Dan ketawakalan beliau begitu nyata, ketika menerima perintah dari Allah untuk menyembelih putra tercintanya.

Keteladanan Nabi Ibrahim ini adalah bukti, bahwa kecintaan kepada Allah Ta'ala harus ditempatkan di atas segalanya. Bahwa kecintaan pada harta, manusia dan keluarga tidak boleh mengalahkan kecintaan kita kepada Allah Ta'ala.

Cinta kepada Allah adalah kunci bagi orang-orang yang beriman dan menjadi pondasi iman yang kokoh.

Selain meneladani hal-hal tersebut, jangan lupa juga untuk menjalankan ibadah kurban, karena ibadah kurban mengingatkan kita tentang artinya pengorbanan kepada Allah Ta'ala. Bahwa tidak ada iman dan takwa tanpa kita diuji dengan hal-hal yang paling kita cintai di dunia.

Ibadah kurban juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, menumbuhkan rasa syukur pada-Nya, serta meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama, terutama pada kaum dhu'afa'.

------------
Kutipan Khutbah Idul Adha PC LDNU Trenggalek
Disampaikan pada Shalat Idul Adha 1446 H. / 2025 M.
Oleh : Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Di Mushola "Al-Mubarak" Srikaton, Desa Gemaharjo Kec. Watulimo
Pada tanggal : 10 Dzulhijjah 1446 H./ 06 Juni 2025 M.
.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

"Jika pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil untung dengan memusuhinya". (Imam Syafi'i)

Terjemahkan

Tari Roddat Islami

Kutipan Kitab Kuning

Amalan Khusus