Dalam penyampaian materinya, Murjianto menegaskan bahwa keprotokoleran merupakan bagian vital dalam menjaga citra dan wibawa organisasi, khususnya dalam konteks kegiatan-kegiatan formal yang melibatkan publik dan tokoh masyarakat. Ia menyampaikan bahwa kader Ansor dan Banser harus memiliki pemahaman dan keterampilan dasar dalam keprotokoleran, mulai dari penataan acara, penyambutan tamu, tata urutan tempat duduk, hingga pengaturan acara kenegaraan atau keorganisasian.
"Kader Ansor harus tampil siap dan profesional dalam setiap kegiatan. Keprotokoleran bukan hanya soal formalitas, tapi cermin kedisiplinan dan kehormatan organisasi," tegasnya di hadapan puluhan peserta PKD.
Materi keprotokoleran ini menjadi bekal penting bagi kader Ansor agar mampu menjadi pelaksana kegiatan yang tertib, rapi, dan penuh etika, sesuai dengan nilai-nilai organisasi Nahdlatul Ulama dan tradisi kepemudaan yang terstruktur.
Selain teori, peserta juga diajak untuk praktik langsung bagaimana menjalankan tugas-tugas protokoler, seperti mengatur barisan penyambutan, mengenali urutan tamu undangan berdasarkan jabatan, dan memimpin jalannya acara resmi.
Antusiasme peserta terlihat saat mereka diberi simulasi menjadi protokol acara dalam skenario kegiatan formal GP. Ansor. Hal ini menunjukkan semangat kader muda untuk siap tampil dan mengambil peran strategis dalam dinamika organisasi.
Pelatihan ini diharapkan mampu melahirkan kader-kader GP. Ansor yang tidak hanya militan secara ideologis, tapi juga terampil dalam menjalankan fungsi organisasi secara profesional, termasuk dalam bidang keprotokoleran. (my-bsa)
.