7/04/2025

PAC GP. Ansor Watulimo Apresiasi Konfercab IPNU-IPPNU Trenggalek: Cetak Pemimpin Berkelanjutan


Anwalin News - Keluarga Besar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Watulimo mengucapkan Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Konferensi Cabang (Konfercab) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-XXI dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ke-XX Kabupaten Trenggalek yang digelar di Hall Coe SMK Islam 1 Durenan pada tanggal 04-06 Juli 2025.

Konfercab yang mengusung tema “SUSTAINABLE LEADERSHIP: Pelajar Inklusif, Digdaya, dan Berkarakter” ini diharapkan mampu melahirkan generasi pelajar Nahdlatul Ulama yang adaptif, inklusif, serta memiliki karakter ke-NU-an dan keindonesiaan yang kuat. Tema ini selaras dengan tantangan zaman yang memerlukan pemimpin muda yang tangguh, kreatif, dan berjiwa sosial tinggi dalam mengawal perjuangan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

PAC GP. Ansor Watulimo mendukung penuh setiap langkah kaderisasi IPNU dan IPPNU yang merupakan kawah candradimuka para calon pemimpin masa depan bangsa dan Nahdlatul Ulama. Konfercab bukan hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan, melainkan juga momentum memperkuat silaturahim, merumuskan gagasan, serta menyusun langkah strategis untuk pengembangan organisasi yang lebih maju dan berdaya saing.


Sekilas Sejarah IPNU dan IPPNU

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) berdiri pada 24 Februari 1954 di Semarang sebagai wadah pelajar muda NU untuk menanamkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah sekaligus memperkuat semangat kebangsaan. IPNU hadir sebagai media pembinaan pelajar, santri, dan mahasiswa agar menjadi kader intelektual yang berakhlakul karimah.

Sementara itu, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) didirikan pada 2 Maret 1955 di Malang sebagai organisasi pelajar putri NU yang bertujuan mencetak pelajar dan remaja putri yang tangguh, beriman, serta memiliki peran aktif dalam masyarakat dan kehidupan berbangsa.


Keluarga Besar PAC GP. Ansor Watulimo berharap, melalui Konfercab ini IPNU dan IPPNU Trenggalek semakin solid, berdaya guna, dan terus berkontribusi positif dalam membangun umat, bangsa, dan organisasi menuju peradaban yang lebih baik.

“Selamat Bermusyawarah, Tetap Istiqamah dalam Perjuangan!”



Kontributor : Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Share:

Meneladani Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Puasa Asyura


Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang sangat istimewa dalam Islam. Ia menjadi pembuka tahun baru Hijriyah dan termasuk dalam deretan bulan-bulan haram (الأشهر الحرم), yakni bulan-bulan yang dimuliakan Allah Swt. Keistimewaan Muharram tidak hanya terletak pada posisinya dalam kalender Islam, tetapi juga karena banyak keutamaan dan amalan yang dianjurkan di dalamnya, khususnya puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram yang dikenal dengan Puasa Tasu'a dan Asyura.

1. Keutamaan Bulan Muharram

Rasulullah ﷺ menyebut Muharram sebagai bulan Allah, Syahrullah al-Muharram, yang menandakan kemuliaan dan keistimewaannya di sisi Allah. Dalam sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
"أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ"

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah, Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
(HR. Muslim no. 1163)

Hadis ini menunjukkan bahwa bulan Muharram memiliki kedudukan khusus sebagai waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, khususnya puasa sunnah.

2. Keutamaan Puasa Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram)

Puncak keistimewaan bulan Muharram terletak pada tanggal 10 yang dikenal dengan hari Asyura. Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari tersebut. Puasa Asyura memiliki keutamaan besar yaitu menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu. Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ:
"وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ"

“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim no. 1162)

Agar tidak menyerupai ibadah kaum Yahudi yang juga berpuasa pada hari Asyura, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk menambah puasa sehari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram (Tasu’a). Hal ini sesuai dengan hadis:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
"لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ"

“Jika aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Tasu’a).”
(HR. Muslim no. 1134)

3. Hikmah dan Nilai Spiritualitas

Puasa di bulan Muharram, khususnya pada tanggal 9 dan 10, bukan sekadar amalan lahiriah. Ia juga menjadi simbol penguatan tauhid, kesyukuran, dan pengingat akan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Salah satunya adalah kisah Nabi Musa A.S yang diselamatkan Allah dari kejaran Fir’aun pada hari Asyura, yang kemudian Nabi Muhammad ﷺ ikuti dengan berpuasa sebagai bentuk syukur.

Selain itu, Muharram juga menjadi momentum refleksi diri, muhasabah, dan memulai lembaran baru kehidupan dengan memperbanyak amal saleh.

4. Penutup

Memuliakan bulan Muharram dengan amalan ibadah seperti puasa Tasu’a dan Asyura adalah bentuk ketakwaan dan kesyukuran seorang hamba. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang diberi taufik untuk menghidupkan keistimewaan bulan Muharram dengan amal-amal kebaikan.


📚 Daftar Pustaka / Referensi:

  1. Al-Qur’an Al-Karim

  2. Shahih Muslim no. 1162, 1163, 1134

  3. Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi

  4. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani

  5. Asy-Syaukani, Nailul Authar



Oleh : Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo)
Share:

Ziarah Kubur: Antara Tradisi, Spiritualitas, dan Refleksi Kehidupan


Pendahuluan

Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang telah mengakar kuat dalam masyarakat Islam, khususnya di Indonesia. Aktivitas ini tidak hanya sekadar kunjungan ke makam, tetapi juga menjadi sarana refleksi spiritual, pengingat akan kematian (dzikrul maut), serta wujud penghormatan kepada para leluhur dan orang yang telah meninggal dunia.


Makna dan Tujuan Ziarah Kubur

Dalam Islam, ziarah kubur dianjurkan sebagai bentuk ibadah yang memiliki dimensi keimanan dan sosial. Rasulullah SAW bersabda:
"Dulu aku melarang kalian ziarah kubur. Sekarang, ziarahlah kubur, karena ziarah kubur itu dapat mengingatkan kalian kepada kematian."
(HR. Muslim)

Tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan kehidupan akhirat, meningkatkan ketakwaan kepada Allah, serta mendoakan arwah orang yang telah meninggal dunia agar mendapat ampunan dan tempat terbaik di sisi-Nya.


Ziarah Kubur dalam Tradisi Masyarakat

Di Indonesia, ziarah kubur sering dilakukan menjelang bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, atau pada hari-hari tertentu yang dianggap istimewa. Tidak jarang ziarah juga dilakukan di makam para wali, ulama, atau tokoh agama yang dihormati. Dalam tradisi ini, para peziarah biasanya membaca surat Yasin, tahlil, dan doa-doa khusus.

Meskipun sebagian kelompok mengkritik beberapa bentuk ziarah yang dinilai berlebihan atau bertentangan dengan ajaran Islam murni, namun mayoritas ulama sepakat bahwa ziarah kubur tetap memiliki landasan syar’i jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai tuntunan.


Etika dan Tata Cara Ziarah Kubur

Agar ziarah kubur sesuai dengan tuntunan Islam, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan:

  1. Niat yang Ikhlas: Datang ke makam semata-mata untuk mengingat kematian dan mendoakan yang telah wafat.

  2. Mengucapkan Salam: Mengucapkan salam kepada penghuni kubur sebagaimana yang diajarkan Nabi.

  3. Mendoakan Arwah: Membaca doa dan memohonkan ampunan bagi mereka yang telah meninggal.

  4. Menjaga Adab: Tidak melakukan hal-hal yang melanggar syariat seperti meratap, memohon langsung kepada penghuni kubur, atau melakukan ritual yang tidak sesuai ajaran Islam.


Refleksi dan Manfaat Ziarah Kubur

Ziarah kubur dapat membangkitkan kesadaran spiritual tentang kefanaan hidup di dunia dan pentingnya mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Dengan merenungkan kematian, manusia terdorong untuk memperbaiki akhlak, meningkatkan ibadah, serta mempererat silaturahmi keluarga.


Kesimpulan

Ziarah kubur merupakan tradisi yang sarat makna spiritual dan sosial. Selama dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, ziarah kubur dapat menjadi sarana refleksi diri, mempererat hubungan antar keluarga, dan mengingatkan manusia akan kehidupan yang kekal di akhirat.


Daftar Pustaka / Referensi

  1. Al-Qur'anul Karim

  2. Muslim bin al-Hajjaj. Shahih Muslim. Dar al-Fikr, Beirut, 2000.

  3. Al-Nawawi. Riyadhus Shalihin. Dar al-Minhaj, 2005.

  4. Qardhawi, Yusuf. Fatwa-Fatwa Kontemporer, Mizan, Bandung, 2007.

  5. Ghazali, Abu Hamid. Ihya Ulumuddin, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut.

  6. Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah, Dar al-Fikr, 1990.

  7. Asmuni, S. Tradisi Ziarah Kubur di Indonesia: Antara Budaya dan Agama, Jurnal Studi Islam, Vol. 5 No. 2, 2017.



Oleh : Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo)
Share:

7/02/2025

Lailatul Ijtima’ Rijalul Ansor Watulimo: Meneguhkan Spirit Dzikir dan Kaderisasi

Anwalin News, 2 Juli 2025 — Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDSRA) PAC GP. Ansor Watulimo kembali menyelenggarakan kegiatan Lailatul Ijtima’ rutin bulanan di kediaman Sahabat Imam Sholeh, anggota Banser Satkoryon Watulimo yang beralamat di Dusun Plapar, Desa/Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh semangat ukhuwah pada Rabu malam Kamis, 2 Juli 2025.

Acara diawali dengan sambutan pengantar dari Ketua PAC GP. Ansor Watulimo, Sahabat Murdiyanto, yang mengangkat pentingnya kaderisasi, penguatan ideologi ke-NU-an, dan peran strategis Rijalul Ansor sebagai penjaga tradisi dan spiritualitas dalam tubuh Gerakan Pemuda Ansor.

"Rijalul Ansor bukan sekadar forum dzikir, tapi wadah penguatan ruhani kader agar militansi dalam berorganisasi tidak kehilangan arah. Kita butuh kader militan yang kuat secara spiritual, intelektual, dan sosial," tegas Sahabat Murdiyanto dalam sambutannya.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan istighotsah yang dipimpin oleh Sahabat Syamsul Huda (Ketua PAC JQHNU Watulimo). Setelah itu, pembacaan Hizib Nawawi oleh Sahabat Khusnul Mutholib, Hizib Nashor oleh Sahabat Khoirul Masduki, serta Aurad dan Doa Mbah Hasyim Asy’ari dipimpin oleh Sahabat Mustakim. Suasana makin khusyuk saat lantunan sholawat Mahalul Qiyam menggema di tengah malam.

Acara ditutup dengan diskusi ringan seputar dinamika organisasi, tantangan kaderisasi, serta penguatan sinergi antar-ranting di wilayah Kecamatan Watulimo. Momen ini dimanfaatkan para peserta untuk menjalin silaturahmi sambil menikmati jamuan ramah tamah dari tuan rumah.

Kegiatan dihadiri oleh segenap pengurus PAC GP. Ansor Watulimo, jajaran Satkoryon Banser, Pengurus MDSRA, Pimpinan Ranting GP. Ansor dan Satkorkel Banser se-Kecamatan Watulimo.

Lailatul Ijtima’ ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara kader, struktur, dan spiritualitas adalah pondasi kokoh dalam menjaga eksistensi dan kemajuan Gerakan Pemuda Ansor di Watulimo. (My)

Share:

7/01/2025

Tasyakuran Hari Bhayangkara Ke-79, Polsek Watulimo Teguhkan Sinergi dan Pengabdian untuk Masyarakat


“Polisi Untuk Masyarakat” menjadi komitmen bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kecamatan Watulimo

Anwalin News, Watulimo, 1 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Kepolisian Sektor (Polsek) Watulimo, Polres Trenggalek, menyelenggarakan acara tasyakuran yang berlangsung pada Selasa, 1 Juli 2025 mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai di Mapolsek Watulimo. Mengusung tema Polisi Untuk Masyarakat, acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara institusi kepolisian dan berbagai elemen masyarakat.

Kegiatan dimulai dengan pembacaan doa sebagai ungkapan rasa syukur atas usia ke-79 Kepolisian Republik Indonesia. Dalam sambutannya, Kapolsek Watulimo menyampaikan apresiasi atas kehadiran para tamu undangan dan menegaskan kembali komitmen Polri dalam meningkatkan pelayanan, perlindungan, dan pengayoman kepada masyarakat.


Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari unsur Forkopimcam, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta unsur organisasi kemasyarakatan dan perangkat desa, di antaranya:
  1. Camat Watulimo
  2. Sekretaris Kecamatan Watulimo
  3. Kasi Trantibum Kecamatan Watulimo
  4. Seluruh Anggota Polsek Watulimo
  5. Komandan Rayon Militer 0806/07 Watulimo
  6. Komandan Posmat AL Prigi
  7. Kapos Pol BKO Ditpolairud Polda Jatim
  8. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi
  9. Kepala Puskesmas Watulimo
  10. Kepala BRI Unit Watulimo
Hadir pula para Kepala Desa se-Kecamatan Watulimo, yakni:
  1. Kepala Desa Watuagung
  2. Kepala Desa Ngembel
  3. Kepala Desa Dukuh
  4. Kepala Desa Pakel
  5. Kepala Desa Watulimo
  6. Kepala Desa Gemaharjo
  7. Kepala Desa Slawe
  8. Kepala Desa Sawahan
  9. Kepala Desa Margomulyo
  10. Kepala Desa Prigi
  11. Kepala Desa Tasikmadu
  12. Kepala Desa Karanggandu
Dari unsur Organisasi dan Komunitas, hadir pula:
  1. Ketua MUI Kecamatan Watulimo
  2. Ketua MWC NU Kecamatan Watulimo
  3. Ketua Muhammadiyah Kecamatan Watulimo
  4. Ketua LDII Kecamatan Watulimo
  5. Ketua PAC GP Ansor Watulimo (diwakili oleh Sahabat Heri Kiswanto – Kasetma)
  6. Kepala Satkoryon Banser Watulimo
  7. Ketua ORARI Kecamatan Watulimo
  8. Ketua SENKOM Kecamatan Watulimo
  9. Ketua RAPI Kecamatan Watulimo
  10. Ketua Bhayangkari Ranting Watulimo beserta seluruh anggotanya

Acara berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan. Selain sebagai ajang silaturahmi, kegiatan ini juga menjadi wadah komunikasi lintas sektor dalam mempererat kolaborasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah Watulimo.

Tasyakuran ditutup dengan ramah tamah dan makan bersama. Semangat sinergi dan pelayanan yang diusung dalam tema “Polisi Untuk Masyarakat” diharapkan dapat terus menjadi landasan kinerja Polsek Watulimo dalam menjalankan tugas dan fungsinya ke depan.

"Dirgahayu Hari Bhayangkara ke-79"

1 Juli 2025
"Polisi Untuk Masyarakat"
Selamat Hari Bhayangkara ke-79 kepada seluruh anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Semoga Polri semakin profesional, humanis, dan dicintai masyarakat.
Teruslah menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan,
ketertiban, dan keutuhan NKRI.
Terima kasih atas pengabdian dan dedikasi tanpa henti
untuk Indonesia yang lebih aman dan damai.

____________
Kontributor : Tim Media Anwalin - PAC GP. Ansor Watulimo
.
Share:

Profil K.H. Zainal Fanani Hasyim | Pendiri Ponpes Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek


Kiai Fanani
, demikian beliau akrab disapa, merupakan sosok ulama kharismatik yang menjadi rujukan utama bagi berbagai kalangan masyarakat di Trenggalek. Kealiman dan kebijaksanaan yang beliau miliki, ditambah dengan wibawa dan kharisma yang kuat, menjadikan beliau tempat bertanya dan berkonsultasi, tidak hanya oleh masyarakat awam, tetapi juga oleh kalangan birokrat, tokoh politik, dan pejabat daerah.

Nama Kiai Fanani juga sangat dikenal karena kepiawaiannya dalam berdakwah. Dengan suara bariton yang khas, beliau kerap diundang untuk mengisi ceramah-ceramah dan pengajian umum, terutama pada momen-momen hari besar Islam. Gaya ceramah beliau yang mendalam namun tetap komunikatif menjadikan banyak orang merasa dekat secara spiritual dan emosional.

Nasab dan Latar Belakang Pendidikan

Kiai Fanani merupakan putra dari Hasyim bin Abdullah bin Abdul Qahar bin Nuryo Kromo bin Wusul. Sejak muda, beliau menempuh pendidikan agama dengan penuh kesungguhan. Setelah mengaji di Pondok Pesantren Ngadirejo, beliau melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri — sebuah pesantren besar yang terkenal sebagai pusat ilmu keislaman Ahlussunnah wal Jama’ah di Jawa Timur.

Untuk pendidikan formal, beliau menyelesaikan pendidikan di PGA (Pendidikan Guru Agama). Kombinasi antara pendidikan pesantren dan pendidikan formal ini membentuk kapasitas keilmuan Kiai Fanani yang luas dan mendalam.

Peran dalam Dunia Pendidikan dan Organisasi

Pada tahun 1986, Kiai Fanani mendirikan Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, yang kemudian menjadi pusat pendidikan Islam dan pembinaan moral generasi muda. Melalui sistem ngaji dampar (ngaji tradisional di hadapan kiai), beliau menyampaikan berbagai disiplin ilmu agama dengan penuh ketekunan.

Selain mengasuh pesantren, Kiai Fanani juga berperan sebagai dosen di UNSURI (Universitas Sunan Giri, kini STIT Sunan Giri Trenggalek) sejak awal pendiriannya. Peran beliau dalam dunia akademik ini menunjukkan kepeduliannya terhadap peningkatan kualitas pendidikan Islam secara formal.

Dalam organisasi Nahdlatul Ulama, Kiai Fanani pernah menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PCNU Trenggalek selama dua periode, menunjukkan kepercayaan dan penghormatan warga NU terhadap kapasitas kepemimpinan beliau.

Pada masa awal reformasi, saat pembentukan Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Trenggalek, beliau turut terlibat aktif sebagai anggota Tim 5, sebuah tim inisiasi penting dalam sejarah perpolitikan warga nahdliyyin di Trenggalek.

Akhir Hayat dan Warisan Keilmuan

Kiai Zainal Fanani Hasyim wafat pada Januari 2007, meninggalkan jejak perjuangan yang begitu luas dalam bidang pendidikan, dakwah, dan organisasi keislaman. Pesantren yang beliau dirikan, Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, kini terus berkembang dan menjadi bagian dari jaringan penting pesantren Al-Falah Ploso di wilayah Trenggalek.

Warisan keilmuan, keteladanan akhlak, serta perjuangan beliau dalam menanamkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah terus hidup dan diteruskan oleh para putra-putri beliau serta para santri yang telah beliau bina.
________

Kontributor : @myanto.id - BSA Trenggalek
Sumber : Khazanah Ulama Trenggalek & Berbagai Sumber
Share:

Profil Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek


Sejarah dan Pendirian

Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah didirikan pada tahun 1986 oleh almaghfurlah Romo K.H. Zainal Fanani Hasyim, seorang ulama kharismatik yang berdedikasi tinggi terhadap dakwah Islam dan pendidikan santri. Setelah wafatnya beliau, estafet kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh putra-putra beliau, yaitu:
  1. K.H. Muh. Izuddin Zakki, S.Th.I., M.Sy (sebagai Pengasuh Utama)
  2. K.H. Miftahudin (fokus pada Majelis Taklim dan pembinaan keilmuan masyarakat)
  3. Agus Muh. Fuad Zen, M.Pd. (memimpin unit pendidikan MTs Qur’an Nurul Falah)

Lokasi Pesantren

Pesantren ini terletak di Jalan Raya Kedunglurah, RT. 15 RW. 05, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menjadikannya mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar dan luar daerah.

Baca Juga : Profil K.H. Zainal Fanani Hasyim (Pendiri Ponpes Al-Falah Kedunglurah)

Unit Pendidikan di Bawah Yayasan Ponpes Al-Falah

Pondok Pesantren Al-Falah menaungi beberapa lembaga pendidikan formal dan non-formal, antara lain:
  1. Madrasah Diniyah Riyadlotul Uqul (MISRIU)
  2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Qur’an Nurul Falah
  3. Madrasah Aliyah (MA) Nurul Falah
  4. Pondok Pesantren Al-Falah sebagai induk seluruh kegiatan pendidikan dan pembinaan keagamaan

Kepemimpinan dan Pembinaan

  1. MTs Qur’an Nurul Falah dipimpin oleh: Agus Muh. Fuad Zen, M.Pd.
  2. MA Nurul Falah dipimpin oleh: K.H. Muh. Izuddin Zakki, S.Th.I., M.Sy., yang juga bertindak sebagai Pengasuh Pondok Pesantren
  3. K.H. Miftahudin berperan dalam pembinaan masyarakat melalui Majelis Taklim

Program Unggulan Pendidikan

Program Unggulan MA & MTs Qur’an Nurul Falah

  1. Tahfidzul Qur'an
  2. Pengajian Kitab Kuning
  3. Muhadloroh (latihan pidato dan public speaking)
  4. Tahlil dan Dzikrul Ghofilin
  5. Conversation Bahasa Arab dan Inggris

Program Unggulan Khusus MA Nurul Falah

  1. Keterampilan Multimedia dan Desain Komunikasi Visual (DKV)
  2. Video Shooting
  3. Fotografi
  4. Editing Video dan Foto

Kegiatan Harian Santri Mukim (MA & MTs)

Santri mukim di Pondok Pesantren Al-Falah menjalani kegiatan terstruktur dan disiplin, yang meliputi:
  1. Jamaah Shalat Shubuh
  2. Fasholatan
  3. Ngaji Qur'an, Kitab Kuning, dan Nahwu
  4. Sekolah Formal (MTs & MA)
  5. Program Tahfidzul Qur’an (bagian dari kurikulum resmi)
  6. Sholat Dhuha saat istirahat sekolah
  7. Jamaah Shalat Dzuhur
  8. Madrasah Diniyah
  9. Jamaah Shalat Ashar
  10. Ngaji Kitab Fathul Qorib
  11. Membaca Surah Al-Waqiah bersama
  12. Jamaah Shalat Maghrib
  13. Ngaji Kitab Tafsir Jalalain dan Al-Qur’an
  14. Jamaah Shalat Isya'
  15. Ngaji Kitab Kuning malam hari
  16. Syawir (belajar kelompok/saling tukar ilmu antar santri)


Penutup

Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah merupakan lembaga pendidikan Islam yang mengintegrasikan pendidikan formal dan non-formal, dengan tetap menekankan nilai-nilai keilmuan salafiyah, akhlakul karimah, serta penguatan keterampilan modern. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan dan pembinaan akhlak bagi generasi muda Islam di wilayah Trenggalek dan sekitarnya.

______________
Kontributor : @myanto.id - BSA Trenggalek
Dari berbagai sumber
.
Share:

"Jika pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil untung dengan memusuhinya". (Imam Syafi'i)

"Jangan jadikan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja". (Hadratus Syekh K.H. Muh. Hasyim Asy'ari)

Terjemahkan

Tari Roddat Islami

Kutipan Kitab Kuning

Amalan Khusus

Launching Website

Sekapur Sirih Launchingnya ANWALIN.OR.ID - Website Baru Ansor Watulimo Online

SAMBUTAN KETUA PAC GP. ANSOR WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK   Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Bismillaahirrahmaanirrahiim Alhamdul...