Konfercab yang mengusung tema “SUSTAINABLE LEADERSHIP: Pelajar Inklusif, Digdaya, dan Berkarakter” ini diharapkan mampu melahirkan generasi pelajar Nahdlatul Ulama yang adaptif, inklusif, serta memiliki karakter ke-NU-an dan keindonesiaan yang kuat. Tema ini selaras dengan tantangan zaman yang memerlukan pemimpin muda yang tangguh, kreatif, dan berjiwa sosial tinggi dalam mengawal perjuangan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
PAC GP. Ansor Watulimo mendukung penuh setiap langkah kaderisasi IPNU dan IPPNU yang merupakan kawah candradimuka para calon pemimpin masa depan bangsa dan Nahdlatul Ulama. Konfercab bukan hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan, melainkan juga momentum memperkuat silaturahim, merumuskan gagasan, serta menyusun langkah strategis untuk pengembangan organisasi yang lebih maju dan berdaya saing.
Sekilas Sejarah IPNU dan IPPNU
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) berdiri pada 24 Februari 1954 di Semarang sebagai wadah pelajar muda NU untuk menanamkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah sekaligus memperkuat semangat kebangsaan. IPNU hadir sebagai media pembinaan pelajar, santri, dan mahasiswa agar menjadi kader intelektual yang berakhlakul karimah.
Sementara itu, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) didirikan pada 2 Maret 1955 di Malang sebagai organisasi pelajar putri NU yang bertujuan mencetak pelajar dan remaja putri yang tangguh, beriman, serta memiliki peran aktif dalam masyarakat dan kehidupan berbangsa.
Keluarga Besar PAC GP. Ansor Watulimo berharap, melalui Konfercab ini IPNU dan IPPNU Trenggalek semakin solid, berdaya guna, dan terus berkontribusi positif dalam membangun umat, bangsa, dan organisasi menuju peradaban yang lebih baik.
“Selamat Bermusyawarah, Tetap Istiqamah dalam Perjuangan!”
Kontributor : Murdiyanto (Ketua PAC GP. Ansor Watulimo